Seorang Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Darat (TNI-AD) yang bertugas di Kompi B Yonif 122 meninggal dunia. Serda Iman Berkat Gea diduga meninggal ketika mengikuti latihan tarung derajat di lapangan bola Markas Yonif 122 TS, Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara (Senin, 4 November 2019). Menurut beberapa sumber, ia meninggal ketika melakukan sparing bela diri dengan Pratu AR. Ketika itu, jam 17.15 WIB ketika ia kena tendangan di bagian dada kiri dan terjatuh. Kemudian bagian kesehatan Kompi membawanya ke klinik Buah Hati di Dolok Masihul. Lalu jam 18.00 Serda Iman Berkat Gea dinyatakan meninggal dunia.
Seperti diketahui melalui Youtube Boedi TV Nias, jenazah Serda Iman Berkat Gea diantara oleh beberapa orang prajurit TNI dan Dandim 0213 Nias. Pada kesempatan itu Dandim 0213 menyampaikan penghiburan dan juga rencana pemakaman secara militer. Kemudian, orangtua dari korban juga menyampaikan dukacita yang mendalam dan supaya pemerintah memberi perhatian kepada mereka.
Setelah beberapa hari, banyak orang penasaran akan kematian Serda Iman Berkat Gea. Maka muncul banyak diskusi di antara netizen di berbagai sosial media, mulai dari Facebook, twitter dan lain sebagainya. Tak ketinggalan keluarga pun penasaran akan kematian Serda Iman Berkat Gea. Pada tanggal 7/11 jam 08:16 dan 08:20 +62 812-6395-5100: beredar tulisan “Mhn perhatian bpk2 tentang kematian sdr atau anak kt iman gea yg mn meninggalnya di kesatuan agak meragukan yg lbh menyayangkan setelah mayatnya sampai di rmh orang tuanya di Binaka gunungsitoli ibunya mimpi ketemu dgn anaknya dgn ketawa dan mengatakan ibu lihatlh tubuhku dan bsknya di buka bajunya ternyata kedapatanlh bekas tusukan. Km dari keluarga mhn mskan dan tanggapan spy bs km dapatkan kepastian kematian anak km ini apakah yg di keroyok atau bgmn ? Kami tdk tau jalan utk mencari keadilan.” Berdasarkan tulisan tersebut diketahui bahwa pada leher Serda Iman Berkat Gea terdapat bekas tusukan. Oleh sebab itu ditemukan kejanggalan, karena menurut beberapa media Serda Iman Berkat Gea ditendang pada bagian dada kiri.
Nursisca Telaumbanua, bidan yang akrab dipanggil Sisca ini mengatakan bahwa ada keanehan pada korban karena menurut video yang beredar ia ditendang dibagian dada kiri. “Ya menurut saya juga aneh . Secara saya juga orang medis. Menurut saya. Jika latihan korban ditendang didada kiri. Okeee itu letak jantung. Pasti ada memar hebat. Dari video saat wwancara. Adek dari korban menyatakan bahwa ada bengkak di kepala sebelah kanan. Sesuai video yang saya lihat. Ok, mungkin saja, hak itu terjadi karena korban sempat jatuh, bangkit dan jatuh tergeletak serta pinsan. (tak ada respon) berarti itu karena benturan saat jatuh. Ini menurut saya. Namun jika bengkak karena benda tumpul pasti ada luka,bengkak dan membiru”, kata Sisca (Jumat 8/11/2019).
Bahkan menurut Sisca kepala korban diperban namun tidak ditemukan luka jahitan. Tidak mungkin tindakan bedah kecil dilakukan di klinik. “Nah, yang lebih parahnya. Saya lihat foto korban saat tangan, dan kepala diperban (sesuai SOP yg berlaku) tapi tidak ditemukan luka jahitan. Korban sempat dibawa ke klinik. Gak mungkin diklinik dilakukan tindakan bedah kecil seperti yang terlihat dileher. Lalu dibawa ke rs”, lanjutnya. Sisca menambahkan Rumah Sakit pasti melakukan lebih dari tindakan yang dilakukan klinik. “Nah RS pasti melakukan tindakan lebih dari tindakan yag diklinik. Yang dalam artian bisa saja hal itu terjadi di Rumah Sakit (RS). Ini pra dugaan saya. Karena foto korban sebelum ditemukan jahitan tidak ada luka loh dileher. Nah dileher korban bukan hanya ada bekas jahitan. Namun saya melihat ada bengkak dan lipatan seperti bekas sayatan. Dan saya blm menemukan foto yg menunjukan bekas tendangan di dada korban.”, tegasnya.
Sisca menambahkan mungkin saja kerja jantung melemah ketika ditendang dada sebelah kiri, namun sangat tidak mungkin jahitan ada di leher. “Dapat tendangan, terjatuh, bangkit lagi, lalu terjatuh kembali. Mungkin karena tendngan yg kuat sehingga kerja jantung pun melemah, akhirnya tidak sadarkan diri. Lalu dibawa ke klinik, tdk dpt respon dilarikan ke RS. Pulang ke nias sudah ada jahitan dileher. Jika mati seketika di tempat latihan, otomatis saat tendangan yang kuat diterima korban gak bakalan bangkit berdiri lagi si korban”, tuturnya.
Dengan demikian secara sederhana dapat dianalisa kejadian yang terjadi. Mungkin saat ada jatuh pertama kali, korban belum sempat melindung kepala dari benturan maka saat berdiri kembali korban terjatuh kembali, sehingga yang dilihat di kepalanya adalah bekas benturan. Seperti kita ketahui, saat sparing mereka tidak diperkenankan membawa benda tajam. Kalau pas latihan ada tendangan didada, bengkak dan atau pun luka di kepala dan mendapatkan serangan benda tajam saat latihan. Korban pasti sudah berlumuran darah dan mati seketika ditempat.
Simpangsiur penyebab wafatnya Serda Iman Berkat Gea menjadi viral karena ditemukan kejanggalan. Banyak pihak (netizen) dan organisasi mengiginkan agar kasus ini diusut, salah satunya Gerakan Pemuda Nias Peduli (GPNP) dan Pemuda Peduli Nias (PPN: https://www.facebook.com/Pemuda-Peduli-Nias-PPN-722813977887085/). Menurut, Ketum GPNP, Sokhiso Ndraha kasus yang menimpa Serda Iman Berkat Gea harus segera diusut. “Agar tidak menjadi polemik di masyarakat, maka kasus ini harus segera diusut.” Kata Sokhiso. Page Facebook Pemuda Peduli Nias meminta pihak terkait agar mengusut kasus Serda Iman Berkat Gea. “Ada dugaan Kejanggalan pada kematian sdr kami Iman Gea. Di media dikatakan meninggal karna sparing namun ada luka di leher”, seperti dikutip pada akun Facebook PPN.
Editor: Silvester De Gea