Kepala SIKK Sahyuddin dalam keterangannya pada Jumat mengatakan bahwa penerima beasiswa yang akan melanjutkan SMA di Indonesia diharapkan tetap bersekolah hingga ke perguruan tinggi, sehingga mereka tidak lagi kembali ke Sabah.
Dia mengatakan beasiswa ADEM diberikan oleh Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI (Puslapdik Kemdikbud RI) kepada para lulusan CLC jenjang SMP di Sabah dan Sarawak untuk melanjutkan SMA di Indonesia.
Sedangkan beasiswa yayasan sekolah mitra diberikan oleh sekolah-sekolah mitra SIKK agar penerima bisa melanjutkan SMA di Indonesia dengan konsep sekolah berasrama atau pesantren.
Proses seleksi dilakukan selama empat hari pada 2-4 Mei. Calon penerima beasiswa ADEM harus melewati tes literasi dan numerasi, psikologi, keagamaan, serta wawancara.
Para penerima beasiswa ADEM akan ditempatkan di sekolah-sekolah yang telah ditetapkan oleh Puslapdik di sejumlah provinsi di Indonesia.
Mereka akan menerima fasilitas berupa biaya sekolah, tempat tinggal, dan konsumsi. Pada 2024, Puslapdik akan memberikan beasiswa ADEM kepada 300 siswa.
Puslapdik juga akan memberikan beasiswa ADEM kepada lulusan SIKK, Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), Sekolah Indonesia Johor Bahru (SIJB), dan Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ) Arab Saudi. Siswa yang tidak lolos seleksi beasiswa ADEM akan diberi kesempatan untuk mendapatkan beasiswa dari yayasan mitra.
Pembukaan seleksi beasiswa repatriasi itu juga dihadiri Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial Budaya Konsulat Jenderal RI Kota Kinabalu Machdaniar Nisfah.
Dia mengatakan bahwa pemerintah akan memfasilitasi kepengurusan dokumen perjalanan bagi penerima beasiswa yang akan melanjutkan pendidikan ke Indonesia.
Baca juga: Sekolah Indonesia kenalkan tari tradisional ke murid asing di Malaysia
Baca juga: Sebanyak 90 anak PMI di Malaysia lanjutkan sekolah di Indonesia
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024