“Gagasan tentang politik, ekonomi, kesejahteraan, keadilan sosial harus menjadi bagian penting bagi spirit perjuangan anak muda sekarang ini. Kita jangan hanya terjebak pada euforia politik tetapi kita harus mengendalikan politik dengan ide dan gagasan. Dan politik pemuda adalah politik kesejahteraan”. Kata Ryano dalam pidatonya.
Jakarta, Madilog.id- Konferensi Nasional ke-2 Perserikatan Organisasi Kepemudaan Nasional (POKNAS) merumuskan gagasan penyatuan dan harmonisasi peran pemuda dalam berbagai bidang kehidupan di negara ini. Konferensi diselenggarakan pada 1 Oktober 2021 dihadiri oleh 87 organisasi kepemudaan di Hotel Sentral Cawang Jakarta.
Dalam pidatonya Ryano Panjaitan menyampaikan bahwa pemuda harus menjadi salah satu lumbung ide dan gagasan untuk menggerakan kemajuan kehidupan nasional. Hal itu disampaikan langsung oleh Presiden Perserikatan Organisasi Kepemudaan Nasional (Poknas) Muh. Ryano Panjaitan dihadapan 87 organisasi kepemudaan yang hadir pada kegiatan tersebut di Hotel Sentral Cawang Jakarta.
“Gagasan tentang politik, ekonomi, kesejahteraan, keadilan sosial harus menjadi bagian penting bagi spirit perjuangan anak muda sekarang ini. Kita jangan hanya terjebak pada euforia politik tetapi kita harus mengendalikan politik dengan ide dan gagasan. Dan politik pemuda adalah politik kesejahteraan”. Kata Ryano dalam pidatonya.
Selain itu Presiden Poknas ini mengajak pemuda untuk melakukan transformasi gerakan pemuda, dari sebatas hanya gerakan seremonial menjadi gerakan yang substansial.
“Sekarang ini situasi terus berubah, dan perubahan itu sangat cepat. Maka pemuda perlu menyesuaikan perubahan itu dengan arah gerakannya. Perubahan di bidang teknologi, perubahan kultur politik masyarakat serta perubahan lainnya menuntut para pemuda untuk melakukan transformasi gerakan dan kolaborasi, sehingga tidak terjebak pada pola gerakan lama.” Ungkapnya.
Karena itu Ryano mencoba menawarkan langkah yang harus dilakukan, yaitu konsolidasi dan penyatuan segala potensi pemuda secara nasional. Pemuda perlu melakukan konsolidasi pikiran, konsolidasi gagasan, konsolidasi fisik untuk segera merumuskan langkah-langkah konkrit bagi perkembangan potensi generasi muda ke depan. Pemuda tidak menunggu, tetapi kita menangkap momen untuk memenangkan masa depan.
“Oleh karena itu, pemuda dan organisasi kepemudaan di seluruh Tanah Air harus memiliki visi dan trajektori aktivisme-politik yang lebih jelas, terarah, dan dapat dirasakan manfaatnya. Maka mazhab gerakan kita adalah mazhab kesejahteraan bukan mazhab pragmatisme. Dan tugas itu baru kita mampu lakukan apabila kita merevisi cara pandang kita tentang politik, ekonomi dan kesejahteraan. Dari cara pandang yang pragmatis menuju cara pandang kesejahteraan.” Demikian Ryano menyampaikan pidatonya. Redaksi/madilog.