
Penulis :
Akhirmawati Zendrato – Umbu Channel / @Umbuchannel
Cerita, Madilog.Id – Suatu hari saya berkunjung ke salah satu tempat wisata, saya kaget kok ada biaya masuk segala, memang tidak besar sich cuma 15 ribu/orang dan di weekend 25 rb/orang.
Saya kesal karena masuk tempat wisata saja mesti berbayar, ini kan punya Pemerintah, di bangun oleh Pemerintah, sambil menggerutu dalam hati. Akhir nya saya bayar dengan terpaksa.
Saya memperhatikan satu/satu fasilitas yang di sediakan di sana, berharap ada sebuah kelemahan yang bisa saya ekspose ke sosial media karena saya masih merasa berat mengeluarkan biaya masuk tersebut.
Di sana saya menemukan toilet yang begitu bersih, ada pula petugas kebersihan yang siaga menjaga dan membersihkan toilet setiap kali orang keluar dari bilik toilet, di sana sudah di sediakan tempat sampah walau masih terdapat beberapa tissue yang di buang sembarangan oleh wisatawan yang tidak sadar wisata tetapi dengan sigap di ambil oleh petugas kebersihan dan di pindahkan ke tempat sampah.
Lalu saya menikmati berbagai pemandangan yang indah, dan juga spot-spot foto yang bagus, di sana juga tersedia restoran dan warung-warung kecil, saya pun memasuki restoran sambil membuka bekal yang saya siapin dari rumah. Pemilik restoran melihat ku cukup heran, dan menghampiri, mba ini buku menu kita yach? Ok saya lihat-lihat dulu yach, jawab saya. Saya pun meletakan begitu saja buku menu dan fokus pada bekal saya. Dalam hati, saya kan sudah bayar uang masuk jadi gak wajib donk saya makan di restoran milik pengelola begitu saya bergumam.
Setelah makan, saya menikmati air terjun yang sungguh sangat menyegarkan mata dan jiwa, berendam sambil memandang suasana taman yang begitu sejuk. Setelah bosan, saya menuju tempat mandi umum sambil mengganti pakaian basah dan juga mandi, begitu keluar bilik eh ada tulisan di dinding “Mohon kesediaan nya membayar biaya perawatan tempat mandi umum sebesar 2000 rupiah”, saya pun pergi berlalu begitu saja dan sama sekali tidak mau membayar nya karena merasa bahws ini bagian dari pemerasan secara halus.

Kemudian saya menuju tempat kendaraan bersiap pulang ke rumah, mobil saya baik-baik saja, ada tukang parkir yang menjaga dan mengarahkan.
Beberapa kilometer dari tempat wisata, dosss…ban mobil kempes, saya pun keluar dari mobil, dengan susah payah mengganti ban mobil pakai ban seraf yang ada, berhubung di lokasi tsb tidak ada bengkel terdekat. Setelah selesai saya melanjut kan perjalanan pulang.
Tiba-tiba saja saya merasa bersalah dan juga merasa berdosa menyesali perbuatan saya selama berwisata, saya berandai-andai, bagaimana jika tidak ada tukang parkir di tempat wisata, bisa saja ada orang iseng yang akan kempesin ban mobil, pasti sangat merepotkan, bagaimana pula jika tidak ada petugas kebersihan toilet, pasti toilet nya jorok dan bikin saya gak jadi buang air, bagaimana pula jika tidak ada ruang ganti pakaian tentu terpaksa ganti pakaian di depan banyak orang, bagaimana pula jika gak ada restoran di sana tentu orang lain yang tidak bawa bekal akan kelaparan, jika tidak ada pembeli yang makan di restoran tentu tidak ada pemasukan pengelola, maka karena gak ada uang masuk tentu tempat wisata juga tidak seindah itu, minim biaya bahkan bisa saja terancam tutup.
Andaikan tidak ada petugas taman yang lihai dalam urusan tanam menanam, menyiram, merawat dan membersihkan sampah-sampah yang di buang sembarangan oleh pengunjung tidak sadar wisata, tentu saja saya tidak senang dan tidak nyaman selama berada di tempat tsb.
Saya sungguh menyesali perjalanan wisata saya, rasa nya hati ku ingin menangis dan mohon maaf pada para pengelola disana walau cuma dalam hati, saya sungguh seorang wisatawan yang gak tau rasa terimakasih, gak punya rasa empati dan tak punya perasaan sebagai manusia yang diberikan hati nurani, bagaimana pula saya numpang makan di restoran mereka tanpa membeli apa pun padahal jelas di sana ada karyawan yang butuh hidup, butuh gaji yang bisa jadi sebagai tulang punggung keluarga, atau karyawan yang butuh uang untuk biaya kuliah, biaya berobat, atau minimal biaya hidup sehari-hari.