Gerakan Terorisme Tidak Sama dengan TPN Papua Barat

Penulis : Orgenes Asmuruf (Aktifis dan Pengamat Politik Papua)

Opini, Madilog.id – Baru-baru ini polri melalui kepala BNPT Boy Rafli Amar, memikirkan untuk menetapkan kelompok OPM TPNPB sebagai kelompok teroris. Pemikiran ini mendapat tentangan dari beberapa kalangan misalnya, Amnesti Internasional di Indonesia, KOMNAS HAM, anggota Legislatif dan aktifis kemanusiaan lainya.

Mereka yang menentang mengatakan bahwa OPM TPNP tidak bisa dikatakan sebagai kelompok teroris, mengingat bahwa aksinya berbeda. Mengapa demikian karena aksi TPN OPM adalah menuntut hak yang selama ini di aneksasi oleh Negara.

Sementara Teroris lebih kepada penyerangan orang yang tidak tau masalah,dan menafsirkan agama secara keliru. Teroris lebih kepada kekerasan mengatas namakan agama, dan berada pada kelompok radikal yang intoleran.

Rupanya kelompok teroris yang radikal dan intoleran ini merasa tersaingi dengan kata atau rencana dari kepala BNPT yang mau menetapkan kelompok TPN OPM sebagai teroris. Padahal menurut kelompok teroris bahwa OPM TPNPB bukanlah teroris.

Kelompok TPNPB berperang bukan mengatas namakan agama, atau berdasarkan tafsiran kitab suci. Jadi menurut teroris bahwa TPNPB tidak bisa di cap sebagai kelompok teroris seperti yang di katakan oleh Boy Rafli Amar kepala BNPT.

Rata-rata pasukan TPNPB tidak seagama dan seiman dengan kelompok radikal yang selama ini di sebut Teroris. Menurut teroris bahwa kelompok TPNPB adalah kelompok yang tidak berperang berdasarkan agama, TPNPB di ketegorikan kelompok kafir yang ada jenis makananya di kategirikan makanan haram.

Dengan demikian bahwa yang pantas dan layak disebut sebagai teroris adalah mereka yang selama ini aksinya menyerang Gereja, dan aksinya berpusat pada kota-kota besar di Indonesia. Sementara TPNPB sama sekali tidak menyerang gereja.

READ  Memicu dan Memacu Halmahera Timur

Untuk membuktikan bahwa mereka adalah teroris sesungguhnya maka pada hari minggu saat misa umat katolik di katedral makasar, kelompok teroris melakukan aksinya dengan melakukan pemboman di depan pintu masuk gereja katolik.

Selang beberapa hari kemudian seorang wanita milenial teroris penyerangan di mabes polri, artinya kelompok teroris sungguhan tidak mau bahwa TPN OPM disebut teroris yang sesungguhnya seperti di uangkapkan oleh kepala BNPT.

Dengan adanya aksi ini maka kepala BNPT dapat membedakan antara aksi teroris yang menyerang berasarkan agama, dan TPNP PB yang menyerang karena Hak-Hak mereka yang sudah di rampas oleh negara selama ini.

Dengan demikian dapat menyimpulkan jika TPN PB di kategorikan teroris maka, teroris sungguhan akan meningkatkan serangan dan membuktikan diri melalui aksinya bahwa merekalah sesunggunya teroris yang melakukan aksi berdarkan agama dan tafsiran kitab suci. Editor : Irama H / Madilog.id

Ikuti Madilog.id di google News

Business Info

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *