Kedua tim tidak dapat mencetak gol selama 90 menit dan dua kali babak perpanjangan waktu.
Peringkat ketiga ini merupakan hasil terbaik yang diraih Afrika Selatan sejak Piala Afrika 2000 ketika mereka juga finis peringkat tiga setelah mengalahkan Tunisia dengan adu penalti.
Kedua tim bermain menyerang sejak pertandingan dimulai, tetapi peluang berbahaya pertama diciptakan RD Kongo pada menit ke-38.
Umpan silang Grandy Diangana berusaha disambut Simon Banza, tetapi bola justru keluar lapangan.
Baca juga: Final Piala Afrika: Nigeria atau Pantai Gading yang akan antiklimaks?
Giliran Afrika Selatan mengancam pada menit ke-42 lewat tendangan Aubrey Modiba dari pinggir kotak penalti. Sayang, bola tepat mengarah kiper Kongo, Dimitry Bertaud.
Tidak ada gol yang tercipta hingga babak pertama berakhir. Skor tetap 0-0.
Pada babak kedua, permainan kedua tim tidak berubah dengan Afrika Selatan lebih sering menguasai bola, sedangkan Kongo beberapa kali mengancam lewat serangan balik.
Namun, buruknya penyelesaian akhir kedua tim membuat babak kedua tetap berakhir tanpa gol.
Pertandingan dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.
Baca juga: Pelatih Nigeria: Kami pantas berada di final Piala Afrika
Kedua tim masih belum bisa mencetak satu gol pun dalam dua kali waktu tambahan sehingga pemenang perebutan tempat ketiga harus ditentukan oleh adu penalti.
Enam penendang tim Afrika Selata berhasil melaksanakan tugasnya, sedangkan eksekutor terakhirnya, Teboho Mokoena, gagal mencetak gol.
Sedangkan dua penendang RD Kongo yaitu Meschak Elia dan Chancel Mbemba Mangulu tidak berhasil memasukkan bola.
Dengan ini, Afrika Selatan keluar sebagai peraih peringkat ketiga setelah memenangi adu penalti dengan skor 6-5.
Baca juga: Pelatih Pantai Gading: Bagaikan mimpi bisa lolos ke final Piala Afrika
Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2024