Membangun Spirit Sumpah Pemuda dalam tantangan Zaman yang Dinamis

 

Artinus Hulu

Tahun ini kita merayakan 96 tahun peringatan Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda termasuk bagian dari hasil Kongres Pemuda II yang digelar pada 27-28 Oktober 1928. Dikala itu terjadi pengucapan ikrar secara bersamaan oleh seluruh perwakilan organisasi kepemudaan di nusantara.

Refleksi atas Sumpah Pemuda pada tahun 2024 bisa menjadi momen untuk merefleksikan kembali nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam sumpah pemuda tersebut dan mengetahui relevansinya dalam konteks Indonesia saat ini, di mana banyak perubahan zaman yang dinamis. Sumpah Pemuda, yang dideklarasikan pada 28 Oktober 1928, adalah tonggak sejarah bagi persatuan dan kesatuan bangsa, di mana pemuda dari berbagai latar belakang suku, budaya, dan agama sepakat untuk bersatu dalam satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa: Indonesia.

Tahun ini, pemuda Indonesia menghadapi berbagai tantangan sosial dan ekonomi yang kompleks. Berdasarkan survei terbaru (BPS, 2024), isu utama yang dianggap penting oleh generasi muda adalah korupsi, yang dipandang sebagai permasalahan mendesak bagi 76% responden. Selain itu, masalah seperti kemiskinan (73%), pengangguran (68%), dan pendidikan (64%) juga dianggap prioritas untuk diatasi. Tantangan lainnya termasuk akses kesehatan (57%) dan kesenjangan sosial yang melebar di berbagai lapisan masyarakat. Secara umum, tingkat ketertarikan pemuda dalam politik masih rendah. Hanya sekitar 15% yang tertarik untuk mencalonkan diri dalam posisi politik, sementara keterlibatan dalam organisasi kepemudaan dan politik formal masih terbatas. Data ini menunjukkan bahwa, meskipun pemuda memiliki kesadaran akan masalah besar di Indonesia, keterlibatan aktif mereka dalam solusi politik masih perlu didorong. Untuk menanggulangi tantangan ini, pemuda menekankan pentingnya peluang pekerjaan yang berkualitas, akses pendidikan, dan layanan kesehatan yang lebih baik. Peran pemerintah dalam menciptakan kesempatan ini dinilai penting untuk meningkatkan kesejahteraan dan keadilan sosial, (BPS, 2023).

Pemuda memegang peran strategis dalam pembangunan Indonesia dan perubahan dunia, baik melalui pergerakan sosial, inovasi, maupun partisipasi aktif dalam berbagai bidang. Berikut adalah contoh peran dan kontribusi pemuda dalam pembangunan nasional serta perubahan global:

A. Penggerak Pembangunan Sosial dan Ekonomi: Pemuda Indonesia sering memulai usaha rintisan (start up) yang berfokus pada solusi teknologi atau sosial. Misalnya, perusahaan rintisan seperti Go-Jek dan Tokopedia, yang didirikan oleh pengusaha muda Indonesia, memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi digital di Indonesia.

B. Peran dalam Pemberdayaan Masyarakat: Pemuda terlibat dalam berbagai organisasi nirlaba dan komunitas sosial yang bekerja di bidang pemberdayaan masyarakat, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan. Contohnya, gerakan Indonesia Mengajar dan Sahabat Pulau, yang melibatkan banyak pemuda untuk mengajar di daerah terpencil.

C. Penggerak Perubahan Sosial: Gerakan pemuda seperti Aksi Kamisan dan berbagai aksi demonstrasi yang memperjuangkan hak asasi manusia dan keadilan sosial menunjukkan peran pemuda dalam memperjuangkan keadilan sosial dan kepedulian terhadap isu-isu nasional.

D. Penciptaan Inovasi Teknologi dan Lingkungan: Banyak pemuda Indonesia yang menciptakan solusi teknologi untuk mengatasi masalah lingkungan, seperti aplikasi pemantauan sampah, sistem energi terbarukan di desa-desa, atau bahkan solusi agrikultur berbasis teknologi.

E. Contoh Kontribusi Pemuda dalam Perubahan Dunia:
Malala Yousafzai merupakan aktivis pendidikan, terutama pendidikan anak perempuan di Pakistan, Malala berhasil menginspirasi dunia untuk mendukung akses pendidikan di berbagai negara melalui Malala Fund. Selanjutnya, Greta Thunberg. Beliau adalah Pemuda dari Swedia yang memimpin gerakan Fridays for Future. Visinya mengajak masyarakat dunia untuk lebih peduli terhadap perubahan iklim melalui aksi demonstrasi dan kampanye global. Ketiga, ada Boyan Slat yang berasal dari Belanda. Ia mendirikan The Ocean Cleanup, proyek besar yang bertujuan membersihkan sampah plastik dari lautan. Ini menunjukkan kontribusi pemuda dalam mengatasi permasalahan lingkungan global. Contoh terakhir adalah Arab Spring.
Gerakan ini memiliki peran sangat dominan dalam gerakan Arab Spring yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika Utara pada awal 2010-an.
Mayoritas, banyak pemuda menggunakan media sosial untuk menyuarakan perubahan politik dan melawan pemerintahan otoriter. Contoh diatas menjadi inspirasi Pemuda untuk mengambil peran dalam persatuan dan kehidupan berbangsa-bernegara sebagai wujud aktualisasi dari deklarasi Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

1. Persatuan dalam Keberagaman
Di era modern yang semakin global dan digital ini, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menjaga persatuan di tengah keberagaman. Media sosial, yang dapat menjadi wadah positif untuk saling mengenal budaya, kadang menjadi arena konflik. Tantangan bagi generasi muda saat ini adalah tetap menghargai perbedaan sambil memperkuat rasa persatuan. Refleksi dari Sumpah Pemuda mengingatkan kita bahwa persatuan adalah fondasi kuat untuk mewujudkan cita-cita bangsa.

READ  KPU Tetapkan 3 Pasangan Capres/Cawapres Pilpres 2024

2. Peran Pemuda dalam Inovasi dan Teknologi
Pemuda Indonesia hari ini memiliki akses yang lebih luas terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Refleksi Sumpah Pemuda adalah panggilan bagi generasi muda untuk mengembangkan kemampuan di bidang-bidang seperti teknologi digital, inovasi bisnis, dan ilmu pengetahuan yang membawa kemajuan bagi Indonesia. Semangat yang sama seperti yang ditunjukkan pemuda tahun 1928 diperlukan untuk memajukan bangsa dalam bidang-bidang yang lebih modern ini.

3. Tantangan Sosial dan Ekonomi
Di tengah kondisi sosial-ekonomi yang kompleks, pemuda memiliki peran penting dalam menjadi agen perubahan. Tantangan seperti kesenjangan ekonomi, pendidikan, dan pengangguran memerlukan pemuda-pemuda yang berani untuk bergerak bersama mencari solusi kreatif dan inovatif. Melalui refleksi Sumpah Pemuda, kita diingatkan bahwa kebersamaan dan persatuan adalah kunci untuk mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi bangsa.

4. Menumbuhkan Rasa Kebanggaan akan Identitas Bangsa
Sumpah Pemuda mengajarkan kita untuk mencintai tanah air dan bahasa Indonesia. Di tengah globalisasi, pemuda Indonesia perlu menumbuhkan rasa bangga akan identitas bangsa, budaya, dan bahasa Indonesia. Memperkenalkan budaya lokal ke dunia internasional dan menjaga keutuhan budaya adalah bentuk nyata dari implementasi nilai-nilai Sumpah Pemuda.

5. Menghadapi Tantangan Politik dengan Bijak
Pemuda juga memiliki peran besar dalam menjaga demokrasi dan stabilitas politik. Di tahun 2024, yang merupakan tahun politik bagi Indonesia, refleksi Sumpah Pemuda dapat menjadi pengingat agar pemuda tetap kritis, aktif, dan bijak dalam menghadapi dinamika politik tanpa mengorbankan persatuan dan keutuhan bangsa.
Refleksi Sumpah Pemuda tahun 2024 adalah momentum bagi generasi muda untuk tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga berkomitmen menjaga persatuan dalam keberagaman, serta mengambil peran aktif dalam berbagai bidang untuk membangun Indonesia yang lebih maju, berkeadilan, dan berdaya saing tinggi di panggung dunia.

Pemuda Indonesia memiliki peran krusial dalam menghadapi tantangan global yang terus berkembang, seperti perubahan iklim, persaingan ekonomi, teknologi digital, dan isu sosial.

STRATEGI PEMUDA MENGHADAPI TANTANGAN MASA KINI

Pemuda Indonesia memiliki peran krusial dalam menghadapi tantangan global yang terus berkembang, seperti perubahan iklim, persaingan ekonomi, teknologi digital, dan isu sosial. Berikut adalah beberapa strategi yang bisa diterapkan:

1. Pengembangan Keterampilan dan Pendidikan: Pemuda harus fokus pada peningkatan keterampilan, terutama yang relevan dengan revolusi industri 5.0 seperti data analytics, AI, dan literasi digital. Pendidikan formal dan non-formal perlu dioptimalkan untuk meningkatkan kompetensi.

2. Membangun Jiwa Kewirausahaan: Menghadapi persaingan ekonomi global, pemuda dapat mengembangkan kewirausahaan yang berbasis teknologi dan berfokus pada sektor yang potensial di Indonesia, seperti agrikultur, pariwisata, dan ekonomi kreatif. Pemanfaatan digital marketing dan e-commerce juga menjadi kunci untuk bersaing di pasar internasional.

3. Adaptasi dan Inovasi Teknologi: Menguasai teknologi terbaru, seperti blockchain, IoT, dan cloud computing, serta menggunakannya untuk menciptakan solusi kreatif di berbagai bidang akan membuat pemuda Indonesia lebih kompetitif.

4. Kolaborasi Internasional: Membangun koneksi dan jaringan dengan komunitas internasional, baik melalui program pertukaran, beasiswa, maupun proyek kolaboratif, akan membuka akses terhadap ide-ide baru dan peluang global.

5. Pemberdayaan dalam Isu Sosial dan Lingkungan: Pemuda dapat terlibat aktif dalam kampanye lingkungan dan isu sosial, seperti perubahan iklim, keberlanjutan, dan hak asasi manusia. Mengembangkan kesadaran dan tindakan di tingkat lokal akan memperkuat posisi Indonesia dalam diplomasi global.

6. Penguatan Identitas dan Nilai Kebangsaan: Di tengah globalisasi, pemuda perlu mempertahankan identitas budaya Indonesia sebagai landasan agar mampu berkontribusi secara otentik dan berbeda di panggung internasional.

Strategi-strategi ini membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Dengan semangat inovatif dan adaptif, pemuda Indonesia dapat mengatasi tantangan global dan membawa perubahan positif bagi bangsa.
Permasalahan pemuda masa kini cukup kompleks dan mencakup berbagai aspek kehidupan yang saling terkait.

Berikut adalah beberapa permasalahan utama yang dihadapi pemuda saat ini:

1. Pengangguran dan Ketidakpastian Ekonomi: Salah satu masalah terbesar adalah kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak, terutama di era digitalisasi yang mengubah jenis pekerjaan. Kurangnya keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja modern juga memperburuk situasi ini.

READ  Inflasi, BI diminta stabilkan nilai tukar lewat kebijakan moneter

2. Ketergantungan pada Teknologi dan Media Sosial: Pemuda cenderung menghabiskan waktu di media sosial, yang dapat menyebabkan kecanduan, penurunan produktivitas, dan bahkan mempengaruhi kesehatan mental. Selain itu, media sosial juga sering menjadi tempat bullying, perundungan, dan tekanan sosial.

3. Krisis Identitas dan Nilai: Globalisasi sering mempengaruhi pemuda untuk lebih mengikuti budaya asing sehingga memudarkan budaya dan nilai-nilai lokal. Krisis identitas ini sering membuat mereka merasa terjebak antara nilai tradisional dan modern.

4. Kesehatan Mental: Pemuda masa kini menghadapi tekanan yang besar, baik dalam hal akademik, sosial, maupun ekonomi. Hal ini sering menyebabkan masalah kesehatan mental seperti stres, kecemasan, hingga depresi.

5. Minimnya Akses ke Pendidikan Berkualitas: Meski akses pendidikan sudah meningkat, pendidikan berkualitas belum merata. Banyak pemuda, terutama di daerah terpencil, masih kesulitan mendapatkan pendidikan yang memadai sesuai dengan perkembangan zaman.

6. Kurangnya Partisipasi Politik dan Sosial: Meski pemuda memiliki potensi besar dalam perubahan sosial, banyak yang kurang berpartisipasi aktif dalam politik dan kegiatan sosial. Hal ini disebabkan oleh ketidakpercayaan terhadap pemerintah, kurangnya wawasan politik, atau keengganan untuk terlibat.

7. Permasalahan Lingkungan dan Kesadaran Akan Keberlanjutan: Kesadaran pemuda terhadap masalah lingkungan sering masih rendah. Padahal, merekalah yang akan merasakan dampak jangka panjang dari perubahan iklim dan masalah lingkungan lainnya.

8. Kesenjangan Keterampilan: Dengan perubahan teknologi yang cepat, pemuda sering kali belum memiliki keterampilan yang relevan untuk dunia kerja saat ini, seperti literasi digital, analisis data, atau keterampilan interpersonal.

9. Permasalahan-permasalahan ini menuntut perhatian khusus dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Dengan dukungan dan upaya bersama, pemuda dapat dibantu untuk mengatasi tantangan ini dan mengoptimalkan potensi mereka bagi masa depan yang lebih baik.

Di masa sekarang, Sumpah Pemuda menginspirasi generasi muda untuk:
1. Menjaga Persatuan dan Toleransi: Menghargai perbedaan dan bersikap inklusif terhadap keberagaman dalam masyarakat.
2. Menjaga Semangat Kebangsaan: Berperan aktif dalam pembangunan negara, baik di bidang pendidikan, teknologi, ekonomi, maupun budaya.
3. Beradaptasi dengan Perkembangan Zaman: Menghadapi tantangan global seperti era digital dan perubahan iklim dengan inovasi yang bermanfaat bagi bangsa.
4. Meningkatkan Rasa Solidaritas: Mendukung dan membantu sesama bangsa dalam menghadapi masalah sosial, ekonomi, atau bencana. Dengan menghidupkan kembali nilai-nilai Sumpah Pemuda, generasi muda dapat menjaga semangat kebangsaan dan memperkuat ikatan yang telah diwariskan sejak masa perjuangan kemerdekaan.

Penulis; adalah Sekretaris Umum Pengurus Pusat GMKI.
( Alumni Universitas Indonesia /S2 UI)

Related posts:

Pemuda Kristen dari NTT Sikapi Isu Sara terhadap Kader Gerindra - Maruarar Sirait
Dilaporkan ke Bawaslu, Aktivis Muda Kristen DKI Jakarta: Bang Ara Kader Merah Putih!
Peran Pemuda dalam Menghidupkan Semangat Perjuangan Pahlawan Menuju Indonesia Emas 2045
Persatuan Musik Tradisional Karo di Dukung Full Oleh Abetnego Tarigan ( Deputi II Kepala Staf Presid...
Putusan KY: Teguran Keras untuk Tiga Hakim yang Vonis Bebas Anak Mantan Anggota DPR RI
DPP GEMONI Selenggarakan Pengukuhan Pengurus dan Seminar Tentang Status 3T Kepulauan Nias
Asosiasi Kesehatan di Gunungkidul Komitmen Memperkuat Layanan Kesehatan Masyarakat
Universitas Nias dan Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus UNIAS Sepakat Cari Solusi Bersama - Tuntutan Ma...
Review - The Capabilities of Electric Vehicles as Freight Future Transport Solutions
Electric Vehicle Insurance in America: A Comprehensive Overview
10 Weaknesses of Tesla Electric Vehicles
Electric Vehicles Become Camper Vans in Las Vegas: A Transformation of Sustainable Mobility
Wakil Jaksa Agung RI sempatkan ziarah ke Pulau Penyengat
BNPT pastikan World Water Forum Ke-10 berjalan lancar dan aman
KKP tangkap kapal ikan berbendera Rusia di Laut Aarafura - ANTARA News
Menpora bentuk satgas awasi penyelenggaraan PON XXI - ANTARA News
Kalbar-Banten kolaborasi dalam pembangunan ekosistem ekonomi syariah
Jumat, Jakarta diprediksi cerah berawan pada siang hingga malam hari
Tim Indonesia U-20 berlatih di klub Como 1907 sebelum tampil di Toulon
Pemprov Kaltim renovasi Stadion Kadrie Oening untuk MTQ Nasional

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *