Oleh Silvester Detianus Gea
Dua hari lalu penusukan terhadap Menko Polhukam menjadi berita utama dan viral. Pelaku utama diperkirakan berafiliasi dengan ISIS. Peristiwa itu cukup mengejutkan, karena selama ini, daerah Pandeglang, Banten dikenal sebagai tempat yang aman-aman saja. Menurut berita yang beredar, dua pelaku membawa sebilah pisau dan menyerang Menko Polhukam. Menko Polhukam, Wiranto akhirnya dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani pengobatan akibat tusukan dari pelaku. Banyak masyarakat mengucapkan belasungkawa dan meminta pihak berwajib untuk menghukum pelaku. Banyak masyarakat merasa sedih karena tindakan tersebut menimpa pejabat negara, terlebih seorang Menko Polhukam.
Meskipun banyak orang yang turut berbelasungkawa, namun ada sebagian orang yang justru menyampaikan tutur kata (melalui status media sosial FB/Twitter) yang mengandung kebencian terhadap Menko Polhukam, Wiranto. Mereka mengatakan bahwa kejadian yang menimpa Menko Polhukam adalah rekayasa, sandiwara, pengalihan isu dan lain sebagainya. Tindakan semacam itu dikecam oleh banyak netizen. Netizen menganggap tindakan itu menunjukkan kebencian dan tidak manusiawi. Aparat keamanan pun menanggapi status tersebut secara serius.
Menurut berita yang dimuat Detik News.com, Suara.com, dan Poskotanews.com, salah seorang pelaku penyebar ujaran kebencian adalah isteri Dandim Kendari. Akibat perbuatan tidak terpuji itu, suaminya dicopot dari jabatannya dan ditahan selama 14 hari.**
*Penulis adalah Wartawan KOMODOPOS.COM dan Penulis buku ‘Mengenal Budaya dan Kearifan Lokal Suku Nias.