Jefri Gultom – Ketum GMKI
Jakarta, Madilog.id – Presiden Joko Widodo telah melantik Kapolri yang baru yakni Jenderal Pol Listyo Sigit Probowo pada rabu 27 januari 2020 di istana negara. Jendral Listyo Sigit menjadi simbol harapan baru setelah melakukan pengungkapan dan penangkapan kasus-kasus raksasa seperti Djoko Tjandra yang telah 11 tahun buron yang juga melibatkan aparat Kepolisian.
Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia Sdr Jefri Gultom menyampaikan “selamat bertugas Jendral Listyo Sigit semoga amanah dan dapat membawa perubahan yang baik untuk kepolisian dan penegakan hukum Indonesia”.
Isu-isu terkait rasisme dan diskriminasi agama menjadi isu yang hangat akhir-akhir ini, proses penegakan hukum Polri harus responsif dan tidak pandang bulu. Bila memang melanggar peraturan yang ada maka harus segera ditindak dan hukum harus menjadi panglima tertinggi.
“Kami berharap terpilihnya Jendral Listyo Sigit dapat membawa perubahan yang signifikan terutama evaluasi kinerja lembaga Polri harus berdasarkan keadilan, kemanusiaan, kepastian hukum dan pendekatan yang lebih humanis, kami berharap tindakan represif sudah tidak ada lagi, optimisme ini kami letakkan di pundak jendral Listyo Sigit” tegas Jefri Gultom.
Radikalisme dan terorisme belum juga usai, dan ini menjadi isu yang serius setelah sekeluarga di Desa Lemban Tongoa, Palolo, Kabupaten Sigi, Prov Sulawesi Tengah tewas setelah dibunuh oleh kelompok teroris pada 11 November 2020 Silam. Masyarakat yang tidak bersalah menjadi korban akibat perbuatan terorisme dan radikalisme, Polri harus lebih cepat menghentikan para terorisme yang masih berkeliaran.
Jendral Listyo Sigit akan segera melakukan serah terima jabatan dengan jendral yang menjabat hari ini yaitu Jendral Idham Aziz yang akan segera memasuki usia pensiun, “untuk Jendral Idham Aziz kami sampaikan terimakasih atas pengabdian Jendral selama ini untuk negara dan bangsa Indonesia, selamat memasuki usia pensiun Jendral semoga Sehat dan sukses selalu” tegas Jefri Gultom.
Tantangan besar penegakan hukum di depan mata adalah soal rasisme terhadap Natalius Pigai oleh Ambroncius Nababan yang juga ketua relawan Jokowi-Maaruf. Irama/Madilog.id