Panen Cabai PP Perisai, Ketum KNPI Bicara Peran Milenial di Sektor Pertanian

BOGOR, Madilog.id – Salah satu roadmap pembangunan SDM di sektor pertanian adalah terciptanya satu juta petani milenial. Pasalnya, saat ini, profesi petani masih masih didominasi usia lanjut.

Data Badan Pusat Statistik menunjukan bahwa pada 2020, berdasarkan kelompok umur, 17,29% atau 6,61 juta tenaga kerja pertanian berusia kurang dari 30 tahun. 29,15% atau 11,14 juta orang berusia 30-44 tahun, 32,39% atau 12,38 juta orang berusia antara 45-59 tahun, dan 21,7% atau 8,09 juta orang berusia di atas 60 tahun. Sedangkan menurut pendidikan yang ditamatkan, 65,23% berpendidikan SD ke bawah.

Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) mendorong program peningkatan kapasitas SDM di sektor pertanian, khusunya menyasar kaum milenial dan pemuda. Ini sebagaimana visi KNPI di bawah komando Ketua Umum Ryano Panjaitan yakni ActivistPreneur.

“Kita punya resources yang besar. OKP-OKP di bawah naungan KNPI memiliki basis SDM Pemuda yang kuat dan berjejaring hingga ke pelosok. Dalam konteks pertanian, ini bisa kita manfaatkan untuk membantu program pemerintah melahirkan satu juta petani milenial,” ujar Ryano disela-sela acara Panen Cabai yang dilaksanakan OKP PP Perisai (Pertahanan Ideologi Syarikat Islam) di Bogor, Jawa Barat, Selasa (7/6).

“Termasuk kawan-kawan di Perisai ini. Mereka berinisiatif menggerakan kadernya untuk terjun langsung di sektor pertanian. Konkret,” jelas Ryano yang juga berlatar pengusaha ini.

Ryano memaparkan bahwa kegiatan bertajuk ‘Sosialisasi Anak Muda Juga Bertani’ ini merupakan cara efektif mendorong kesadaran kamu milenial untuk terjun ke dunia pertanian.

“Generasi muda di Indonesia sekitar 64.000.000 penduduk, tetapi yang concern dalam bertani hanya sekitar 21%. Ternyata salah satu kendalanya adalah lahan yang hanya berfokus di Pulau Jawa,” beber dia.

READ  Cara Meningkatkan Kualitas Branding UMKM

Dia memahami bahwa bertani butuh pengetahuan yang mumpuni. Maka dari itu, kuncinya ada pada program pemberdayaan, bagaimana memeberikan edukasi kepada pemuda sebelum terjun ke sektor pertanian.

“Karena setiap usaha punya tantangan tersendiri. Misal di pertanian, kendalanya kurangnya tren, resiko alam yang tak menentu mengakibatkan harga yang naik turun, hingga pendapatan masih rendah,” ungkap Ryano.

Maka harapannya kedepan pemerintah lebih memberikan bantuan terutama dari sisi teknologi supaya mengoptimalkan petani dari sisi masyarakat dan anak muda. Karena menurutnya, jika ditekuni sektor pertanian menjanjikan masa depan yang cerah.

Visi KNPI ke depan adalah kita tidak lagi mau terjebak pada retorika tapi kita mau berbuat nyata. Mencetak aktivis yang ber-enterpreneur, karakteristiknya adalah sosial yang mengedepankan Intelektualitas, Moral, Kemandirian, Kreatifitas, Kolaborasi, serta Inovasi,” pungkasnya. (Red.)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *