Jakarta, madilog.id – Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Muda Ono Niha (GEMONI) menyelenggarakan Seminar , Pengukuhan Pengurus dan Rapat Kerja Nasional periode 2024-2027 di Hotel Cordela Senen – Jakarta Pusat. (Sabtu, 31/08/24).
Tema besar yang diusung oleh DPP GEMONI dalam rangkaian kegiatan ini adalah “Strategi Pengembangan Wilayah 3T Yang Berfokus Pada Kepulauan Nias”. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai elemen Masyarakat diaspora Kepulauan Nias yang ada di JABODETABEK, Tokoh Masyarakat, Pembina DPP GEMONI, Mahasiswa, Organisasi Kepemudaan serta beberapa Organisasi Massa berbasis Kepulauan Nias yang ada di Jabodetabek. Kegiatan diselingi dengan tampilan tarian kebudayaan yang diorganisir oleh Mahasiswa. Terlihat juga perform lagu Nias dari komunitas Mahasiswa dan Pemuda asal Kepulauan Nias yang ada di Jakarta.
Mengawali acara Pengukuhan, Arianto Hulu sebagai Sekjen DPP GEMONI membacakan SK Kepengurusan periode 2024-2027. Jumlah Kepengurusan sebanyak 43 orang yang mengisi beberapa bidang. Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Panitia, Pidato Ketua Umum dan Keynote Speaker dari Narasumber Firman Jaya Daeli yang sekaligus merupakan Ketua Dewan PUSPOLKAM Indonesia.
Dalam laporan Kepanitiaan, Ketua Panitia Eliadi Hulu S.H., M.H. melaporkan rangkaian acara serta menguraikan sedikit latarbelakang pemilihan Tema Seminar. Menurut Eliadi Hulu, Tema yang diangkat yaitu “Strategi Pengembangan Wilayah 3T Yang Berfokus Pada Kepulauan Nias” merupakan tema penting karena status 3T ini sudah melekat dan berdampak negatif dalam pertumbuhan ekonomi pembangunan di Kepulauan Nias.
Ketua umum DP GEMONI, Vokusisi Antonius Harefa, S.E., dalam pidatonya juga mengingatkan pemerintah Daerah di Kepulauan Nias maupun Pemerintah Pusat bahwa labelisasi atau status 3T yang melekat pada 4 Kabupaten di Kepulauan Nias bukan lah hal yang baik. Vokus Harefa meminta semua pihak agar tidak terlena dengan kondisi yang ada saat ini. Menurutnya, dengan adanya status 3T di Kepulauan Nias, sangat berpengaruh pada minat investor untuk melakukan investasi di Kepulauan Nias.
Vokus Harefa juga mengajak Kementerian Desa PDTT yang diwakili oleh Dirjen PDTT untuk turut serta memikirkan solusi strategis agar Kepulauan Nias segera terbebas dari Statu 3T. Hal ini dapat diimplementasikan arah kebijakan program Kemetrian Desa PDTT jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
Sebagai Ketua Umum, Vokus Harefa juga meminta kepada seluruh Pemuda Nias, baik yang berada di Kepulauan Nias maupun diaspora, agar menjadikan isu 3T ini sebagai isu krusial dalam setiap gerak Kepemudaan. Masa Depan Kepulauan Nias ada di tangan Pemuda. Ujarnya. “Tidak perlu mengutuki kegelapan, mari nyalakan lilin untuk Keupualau Nias”, Pesannya untuk Generasi Muda Nias.
Adapun Narasumber yang hadir berdasarkan pantauan awak media antara lain:
- Dr. (HC) Drs. A. Halim Iskandar, M. Pd (Menteri Desa, PDTT), yang diwakili oleh Dirjen PDTT
- Firman Jaya Daeli (Ketua Dewan Pembina PUSPOLKAM Indonesia,
- Artinus Hulu,S,E.,M.Ap. (Pengamat Kebijakan Publik dan Sekretaris Umum PP Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia).
Mengawali seminar, sebagai Keynote speaker Firman Jaya Daeli menyampaikan materi terkait tema yang kemudian dilanjutkan dengan membuka secara resmi Seminar DPP GEMONI.
Menurut Firman Jaya Daeli, Nias merupakan kawasan strategis secara geografis karena berada di ujung Barat Sumatera Utara yang langsung berbatasan dengan Kawasan Samudra Hindia, sehingga Kepulauan Nias menjadi benteng perbatasan dan pulau yang berperan besar dalam menghalau serangan-serangan dari luar bilamana dibutuhkan. Hal ini menjadikan status Kepuauan Nias selayaknya menjadi pertimbangan pemerintah dalam mendorong pembangunan-pembangunan Kawasan.
Dari sisi Kebudayaan, Firman Jaya Daeli menyampaikan bahwa Kepulauan Nias memiliki nilai kultural dan tradisi yang kuat sekaligus terbuka di Kawasan Sumatera Utara. Hal ini memungkinkan Nias menjadi Pulau yang inklusi terhadap pergaulan Nasional. Secara Kebudayaan, Kepulauan Nias terbuka untuk para saudagar dari luar yang hendak masuk untuk berdagang di Kepulauan Nias. Kepulauan Nias juga memiliki peran sejarah mengusir penjajah baik dari belanda maupun jepang pada masa-masa perjuangan kemerdekaan Negara Indonesia. Kepulauan Nias jangan dilihat sekedar sebagai pulau pinggiran terluar, tetepi sebagai benteng pertahanan strategis bagi Republik ini.
Lanjut Firman Jaya Daeli, GEMONI merupakan organisasi pemikiran yg menghimpun berbagai potensi dan kalangan untuk berhimpun, dan berproses dan bergerak, GEMONI tidak bicara soal kuantitaf, atau organisasi Massa, tetapi sebagai gerakan pemikiran GEMONI mengedepankan pendekatan intelektual, refleki aksi yang lebih mengarah pada pengabdian.
Firman Jaya Daeli berharap dengan Kepengurusan baru GEMONI bisa merumuskan agenda aksi dalam program-program organisasi melalui kerja nyata. GEMONI juga harus terbuka bagi dunia luar, mampu untuk berkontribusi dan hal ini sudah terekam dengan kegiatan-kegiatan GEMONI selama ini. Tuturnya.
Selanjutnya Mewakili Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Dirjen PDTT Bapak Drs. Nugroho Setijo Nagoro, M.Si menyampaikan materinya. Menurutnya, Kepulauan Nias memiliki sumber daya ungggulan yang harus diperkuat dalam pengelolaannya dari hulu ke hilir yaitu sebagai kawasan pesisir dan pertanian terutama komoditi karet. Lanjutnya, melihat kondisi geografis Kepulauan Nias yang berada dalam pulau tersendiri di Sumatera Utara, maka sebaiknya yg diperkuat adalah sistem perekonomian berbasis lokal. Selain itu, anggaran dana Desa juga perlu diawasi serta diarahkan sehingga penggunaannya jelas dan bermanfaat, serta tepat sasaran Kepada Masyarakat.
Disela-sela Seminar, Dirjen PDTT menyampaikan apresiasi kepada DPP GEMONI yang telah berupaya mengangkat isu yang sangat penting untuk keberlanjutan Pembangunan di Kepualauan Nias. Beliau mengajak DPP GEMONI untuk bekerjasama dan melakukan MOU untuk beberapa program kerja bersama kedepan dalam rangka mengentaskan kemiskinan di Kepulauan Nias.
Narasumber berikutnya, sebagai Pengamat Kebijakan dan Aktivis, Artinus Hulu,S,E.,M.Ap, berpendapat bahwa otonomi daerah telah membawa peran pembangunan dan pemerataan serta keadilan sosial bagi kepulauan nias sejak berlakunnya undang-undang Otonomi Daerah. Hal ini kemudian didukung dengan konsep pembangunan Nasional Indonesia Sentris. Indonesia sentris yg dimaksudn adalah pembangunan Indonesia yg dimulai dari pinggir. Ujar Hulu
Sejak pemekaran terjadi , dengan segala kendala maupun kekurangan membutuhkan atensi bersama elemen masyarakat maupun pemerintah Pusat. Perlu dirumuskan adanya treatmen khusus agar bisa keluar dari status 3T. Salah satunya adanya atensi khusus dari Pusat maupun Propinsi. Kolaborasi Pemerintah lokal dengan pusat harus saling membuka diri dalam mencari langkah bersama untuk mengentaskan segala masalah-masalah fundamental yang ada di Kepulauan Nias.
Turut memperkuat cakrawala diskusi, hadir juga Mantan Bupati Kabupaten Nias, Drs. Sökhiatulö Laoli, MM. yang dalam kesempatan seminar didaulat oleh Panitia untuk menyampaikan pengalaman dan informasi-informasi terkait yang beliau hadapi selama menjabat 2 (dua) periode sebagai Bupati di Kepulauan Nias.
Selama seminar berlangsung, terpantau berjalan lancar yang menjadi moderator saudari Mestika Hulu (Katua Bidang Ekonomi Kreatif dan Pariwisata DPP GEMONI) dengan Pembawa Acara yang juga merupakan Bendahara Umum DPP GEMONI, Riang Damai Hia.
Setelah seminar seluruh peserta foto bersama dan kemudian seluruh DPP GEMONI melanjutkan RAKERNAS untuk merumuskan arah strategi dan kebijakan garis besar haluan organisasi selama periode Kepengurusan. RAKERNAS DPP GEMONI menterjemahkan hasil seminar dalam program bidang dengan target utama Kepulauan Nias Harus keluar dari status 3T.Redaksi Madilog.id/IH