BKR SATGAS Covid-19: Kesehatan Jiwa Anak Perlu Perhatian Khusus

Jakarta, Madilog.id – Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional, Bidang Koordinasi Relawan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (BKR SATGAS Covid-19) sub bidang kesehatan melaksanakan Seminar Nasional melalui Zoom meet Bertajuk “Melindungi Kesehatan Jiwa Anak di Tengah Pandemi Covid-19” pada Jumat, 23 Juli 2021.

Pada Desember 2020, SATGAS Covid-19 merilis bahwa 1 dari 8 pasien kasus Covid-19 adalah anak-anak. Tentu ini merupakan kabar yang sangat buruk, mengingat anak masuk dalam kelompok rentan terkena penularan Covid-19, hingga rentan terhadap permasalahan kesehatan jiwa sehingga ini perlu perhatian khusus di masa krisis ini.

Seminar nasional ini merupakan seminar ke-2 yang mengangkat persoalan-persoalan kesehatan jiwa sebagai rangkaian dari program Layanan Dukungan Psikososial (LDP) yang akan dilaksanakan di 11 Provinsi di Indonesia. Adapun narasumber dari seminar nasional ini adalah asisten deputi khusus perlindungan Anak kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindungan (KPPPA) anak yakni ibu Dra. Elvi Hendrani, psikolog anak yakni bapak Dr. Seto Mulyadi, Spsi, M.Si dan ketua Yayasan Peduli Sindroma Down Indonesia (YAPESDI) ibu Dewi Tjkrawinata serta moderator seminar yakni ibu Melva Elfrida Sihombing. Jumlah Peserta seminar nasional ini adalah 5000 orang yang mengikuti via zoom maupun live youtube.

Sebagai pengantar seminar yang di sampaikan oleh bapak Andre Rahadian yang juga ketua BKR SATGAS Covid-19 menjelaskan bahwa selain memperingati hari anak nasional yang jatuh pada hari ini, seminar ini diharapkan menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu menjaga anak-anak termasuk anak penyandang disabilitas terkhusus dalam situasi pandemi Covid-19. peranan orang tua dalam keluarga menjadi kunci agar kesehatan jiwa anak dapat terjaga di situasi pandemi Covid-19 saat ini.
“anak-anak harus diberikan pemahaman yang baik mengenai pandemi Covid-19 agar mereka mengerti situasi yang terjadi saat ini dan kesehatan jiwa mereka tidak terganggu meskipun tempat bermain dan belajar mereka hanya di rumah” ucap pak Andre.

READ  Indonesia Maju Bergotongroyong Merawat Humanisme Dan Melawan Terorisme

Sebagai narasumber pertama, ibu Dra. Elvi Hendrani menjelaskan bahwa anak yang termasuk didalamnya anak penyandang disabilitas adalah kelompok rentan yang dapat terpapar Covid-19. Saat ini ada sekitar 12,6 % anak usia antara 0-18 tahun yang tepapar Covid-19. penyelenggaraan koordinasi perlindungan anak yang tertuang pada peraturan pemerintah (PP) nomor 59 tahun 2019 haruslah dilaksanakan seoptimal mungkin guna meminimalisir terpapar covid-19.
“anak sebagai subjek tidak bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, melainkan Negara, Masyarakat dan orang tua turut bertanggung jawab sehingga mereka dapat terhindar dari Covid-19” jelas ibu elvi.
Narasumber ke-2 bapak Dr. Seto Mulyadi, Spsi, M.Si memaparkan Survey yang dilakukan oleh KPPPA, 13% anak mengalami depresi. Selama pandemi Covid-19 berlangsung ruang bermain anak sangat terbatas padahal dunia anak-anak adalah bermain. Begitu juga dengan sekolah, anak-anak harus belajar daring yang membuat orang tua menjadi stres, anak-anak jenuh sehingga pelajaran tidak menjadi optimal.

“seharusnya guru dan orang tua menjadi sahabat yang baik bagi anak dan juga ciptakan suasana yang gembira dan bahagia ketika bermain maupun belajar apalagi pada situasi pandemi Covid-19 saat ini, serta stop kekerasan terhadap anak” tegas kak Seto.

Narasumber ke-3 ibu Dewi Tjakrawinata membagikan pengalamannya terkait anak-anak disabilitas kepada peserta seminar. Ibu Dewi Tjakrawinata menjelaskan bahwa selama pandemi Covid-19 terjadi, anak-anak disabilitas tentunya perlu diberikan perhatian lebih guna menghindarkan mereka terpapar virus. Anak-anak disabilitas tetap harus belajar meskipun dari rumah dan juga tetap diperkenalkan mengenai virus Covid-19 tetapi tidak untuk menakuti mereka.

“perhatian lebih dan cinta yang tulus kepada anak-anak disabilitas akan memberikan rasa yang nyaman terhadap mereka guna turut serta melawan pandemi Covid-19, anak-anak disabilitas adalah anugrah Tuhan yang juga perlu kita jaga” tambah ibu Dewi yang juga mempunyai anak penyandang disabilitas.

READ  Bom Katedral Makassar, Ledakan Kilang Balongan dan Vatican?

Di akhir seminar ini, Moderator ibu Melva Elfrida Sihombing menyimpulkan apa yang telah dipaparkan oleh setiap narasumber bahwa anak-anak yang juga termasuk anak penyandang disabilitas adalah kelompok rentan terpapar Covid-19. Tugas setiap orang tua bahkan kita semua adalah menjaga anak dari virus Covid-19. pandemi Covid-19 yang terjadi hari ini, tidak memberikan rasa takut terhadap anak-anak jika edukasi orang tua dapat tersampaikan dengan baik.

“selamat hari anak nasional, mari jaga anak kita dari pandemi Covid-19, anak sehat bebas dari virus Covid-19” tutup ibu Melva yang juga bagian dari satgas BKR sub/bidang kesehatan.

Ikuti Madilog.id di google News

Business Info

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *