Times Square, salah satu destinasi wisata tersibuk di jantung Kota New York, Amerika Serikat (AS), pada Kamis (1/2) menjadi titik pertemuan diaspora pendukung pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Bermodalkan atribut berupa kaos, jaket, spanduk, serta bendera Indonesia dan Amerika, puluhan relawan asal New York dan sekitarnya mengukuhkan dukungan mereka lewat acara “Gemoy at Times Square”. Gemoy, plesetan dari kata gemas, merupakan salah satu strategi tim kampanye Prabowo yang viral dan menjadi citra yang melekat pada sosok ketua umum Partai Gerindra itu.
“Dengan adanya ‘Gemoy at Times Square’ yang sudah kita adakan di beberapa negara bagian—New Hampshire, California, New York, dan akan diadakan di New Jersey, saya pikir satu putaran itu mutlak,” ujar Ralvy Suwuh, Ketua Gerindra New York.
Narasi satu putaran juga digaungkan oleh Haris Koentjoro, ketua panitia Festival Rakyat Indonesia Unggul, acara yang digagas DC for GAMA, tim relawan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Ratusan orang memadati gedung serbaguna di Kota Fairfax, Virginia, pada Sabtu (3/2), untuk hadir di acara yang merupakan hasil kolaborasi dengan organisasi sayap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Banteng Muda Indonesia.
Untuk menarik minat pengunjung, DC for GAMA menggelar bazar makanan dan gerai kerajinan tangan khas nusantara, pementasan tari tradisional, serta penampilan musik.
Selain untuk menjangkau pemilih di Washington, D.C. dan sekitarnya, melalui acara tersebut Haris dan tim relawan ingin menyampaikan pesan kepada warga Indonesia di Tanah Air bahwa warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri juga ikut serta dalam pesta demokrasi.
“Tema dari festival ini adalah “Jangan Pernah Lelah Mencintai Indonesia, Bersuaralah Demi Kebenaran”. Itu yang kita dengung-dengungkan kepada teman-teman supaya mereka bersemangat memilih Pak Ganjar dan Pak Mahfud,” kata Haris.
Di sela-sela acara DC for GAMA, Basuki Tjahaja Purnama, yang baru-baru ini mengundurkan diri dari jabatan komisaris utama PT Pertamina (Persero) untuk mengampanyekan Ganjar-Mahfud, hadir secara daring melalui panggilan video untuk menyapa para simpatisan.
Pada hari yang sama di Kota Houston, Texas, tim relawan capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, juga berkumpul dalam acara “HOU4AMIN”.
Seraya bersilaturahmi, para pendukung menggelar acara makan dan doa bersama, serta menyampaikan aspirasi politik mengenai capres-cawapres pilihan mereka. Walaupun tidak berada di lokasi, Anies dan Muhaimin menyapa para pendukung mereka melalui rekaman video, kata perwakilan tim relawan, Kurniawan Alfizah.
Kurniawan menyebutkan para anggota relawan, yang berasal dari berbagai daerah di sekitar Houston, adalah mereka yang peduli pada kemajuan Indonesia.
“Mereka cinta Indonesia. Mereka ingin Indonesia dapat lebih baik, maju, adil, sejahtera, dan ada kesempatan yang sama untuk setiap WNI,” tambahnya.
Ajang ‘Pemilih Bimbang’
Bagi diaspora yang belum menentukan pilihan, acara tatap muka untuk mendukung capres-cawapres menjadi ajang mereka untuk mencari informasi tambahan sebelum mematangkan pilihan, selain melalui media sosial dan media arus utama, seperti debat capres-cawapres.
Risdiana, diaspora asal Jakarta Barat yang sedang menetap di negara bagian Maryland, mengaku belum menjatuhkan pilihan. Ia masih mempertimbangkan kekuatan dan hasil kerja yang selama ini dicapai masing-masing kandidat. Risdiana menyayangkan minimnya kabar yang ia peroleh soal jadwal kampanye masing-masing capres-cawapres di daerah domisilinya.
“Di sini, saya melihatnya satu atau dua acara saja, dan yang paling aktif ya paslon nomor tertentu. Tapi saya kok enggak lihat, ya, dari kandidat yang lainnya? Jadi efektivitasnya ke kita belum terlihat, dan kita mesti nguping-nguping dari berita yang ada di Indonesia,” urainya kepada VOA.
Momen Sampaikan Aspirasi
Meski tidak berdomisili di negeri sendiri, diaspora Indonesia di AS memiliki aspirasi terhadap calon pemimpin yang akan mereka pilih. Acara-acara tim relawan lantas menjadi ruang dialog terbuka untuk menunjukkan kepedulian mereka terhadap isu-isu domestik dan masalah yang mereka hadapi sebagai WNI yang tinggal di luar negeri.
“Kebanyakan dari mereka prihatin dengan dinamika politik yang terjadi di dalam negeri,” ujar Sekjen Banteng Muda Indonesia Michael Nababan, yang sempat berdialog dengan warga diaspora pendukung Ganjar-Mahfud. Salah satu kekhawatiran utama mereka, tambah Michael, adalah aksi-aksi intimidasi terhadap calon pemilih. Ia menegaskan perlunya prinsip checks and balances (saling mengawasi dan mengimbangi), untuk menghindari kecurangan pemilu.
Sementara itu, pendukung Anies-Muhaimin asal Houston, Zulfan Effendy, menyampaikan aspirasinya kepada VOA terkait advokasi dwikewarganegaraan, yang selalu menjadi topik hangat di kalangan diaspora. Selain itu, ia berharap paslon pilihannya kelak bisa memberi kesempatan kepada diaspora Indonesia agar dapat berkontribusi lebih untuk pembangunan dalam negeri.
Meskipun kontestasi pemilu tahun ini tidak sepanas periode sebelumnya, tim relawan Prabowo-Gibran berkomitmen memastikan kelangsungan masa kampanye serta pemilu yang jujur dan aman.
“Janganlah kita sebarkan komunikasi yang simpang siur dan tidak jelas. Pastikan untuk merujuk pada program-program yang sudah ada,” kata Ketua Gerindra AS Mibsam Bahanan.
Pemilu di wilayah AS akan dilaksanakan lebih awal dari jadwal pencoblosan di Indonesia, yaitu pada 10 Februari 2024. Menurut data terbaru dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington, D.C., jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di AS pada 2024 mencapai 43.211 orang. DPT merujuk pada daftar WNI yang memenuhi syarat untuk menggunakan hak pilihnya. [br/ka]